Perkuat Santri dalam Menyusun Kontra Narasi Ekstremis, CSRC Gelar Advanced Training

blog

Center for The Study of Religion and Culture (CSRC) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bekerja sama dengan Kinrad Adenauer Stiftung (KAS) Indonesia-Timor Leste gelar Advanced Training dengan tema Penguatan Kontra Narasi Ektremis untuk Guru Pesantren dan Ulama Muda di Hotel Aston Radio Dalam.

Direktur CSRC UIN Jakarta, Idris Hemay menyampaikan pentingnya upaya peningkatan keterampilan dalam menyusun kontra narasi ektremis di dunia pesantren.

“Jika kita perhatikan ekstremisme ini banyak menyebar di dunia digital, terutama di tengah pandemi Covid-19. Karenanya Pesantren diharap lebih vocal dalam menyuarakan kontra narasi ekstremis supaya tidak terpengaruh narasi ekstremis,” terangnya, Senin (18/7/22).

Alasan mengapa ustadz/ustadzah pesantren sebagai sasaran dalam penguatan penyusunan kontra narasi ekstremis, Idris menjelaskan bahwa pesantren merupakan wadah berkembangnya critical thinking dan diskusi yang terbuka. Sehingga informasi terkait narasi ekstremis dapat difilter dengan pengetahuan pesantren yang mereka miliki.

Ustadz/ustadzah yang  menjadi role model di dalam pesantren diharap mampu menjadi suri tauladan bagi santri sehingga dengan mudah untuk memberikan contoh yang baik dalam menghadapi narasi ekstremis.

Literature pesantren juga mendukung pemahaman moderat untuk mempromosikan kontra narasi ekstremis,” ungkapnya.

Denis Suarsana selaku Representatif KAS Indonesia-Timor Leste juga menyampaikan bahwa kerja sama yang sudah terjalin antara CSRC dan KAS tersebut dihaharap mampu menumbuhkan kesadaran demokrasi yang lebih baik.

“Indonesia di mata dunia khusunya Jerman merupakan negara dengan muslim terbesar di mana sistem demokrasi dapat berjalan secara bersamaan. Islam dan demokrasi bukanlah dua hal yang saling bertentangan,” paparnya.

Demokrasi, menurutnya dapat berjalan jika didukung oleh masyarakatnya, serta dapat berlanjut dari kalangan mudanya.

“Sedangkan santri merupakan ujung tombak dari berjalannya demokrasi serta keberislaman. Oleh karena itu KAS sangat mendukung kalangan muda pesanten untuk terlibat aktif dalam upaya tersebut melalui program-program CSRC,” ujarnya.  

Adapun kegiatan penguatan kontra narasi ekstremis yang dilaksanakan selama tiga hari (18-20 Juli) dan diikuti oleh 20 pesantren dari wilayah Jabodetabek tersebut mendapat pembekalan yang meliputi strategi melegitimasi argumen kontra narasi ekstremis dan narasi alternatif yang diisi oleh Irfan Abubakar. Integrasi materi kontra narasi di dalam mata pelajaran relevan dan ekstrakurikuler yang diisi oleh Yudhi Munadi. Metode penulisan artikel populer dan kreatif untuk kontra narasi ekstremis oleh Ahmad Gaus. Metode ceramah dan khutbah persuasif untuk kontra narasi ekstremis oleh Ahmad Zubaidi. Dan Diseminasi kontra narasi ekstremis melalui platform digital oleh Siti Kholisoh.

 

Linkage